(Kimia, News) 26 September 2020, 31 mahasiswa Program Studi Kimia UIN Walisongo angkatan 2018, melakukan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) secara Virtual dengan mendatangkan narasumber Prof. Dr. Muhammad Hanafi, Pakar Kimia Bahan Alam dari Pusat Penelitian Kimia, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Jakarta. KKL ini merupakan kegiatan rutin tahunan yang diadakan untuk menimba ilmu dan menambah wawasan mahasiswa kimia baik di dunia industri maupun di dunia riset kimia. Berbeda dari tahun sebelumnya dimana KKL diadakan langsung di balai penelitian/industri, tahun 2020 ini hanya diadakan secara virtual karena dilaksanakan di tengah pandemi Covid-19 yang masih melanda Indonesia.
Acara dibuka dengan sambutan dari Ketua Program Studi Kimia, Hj. Malikhatul Hidayah, M.Pd. yang dalam ini menyampaikan rasa terima kasih atas antusias mahasiswa kimia yang masih tetap semangat mengikuti Kuliah Kerja Lapangan (KKL) meski dilaksanakan secara Virtual di tahun 2020 ini. Selanjutnya kegiatan KKL dibuka langsung oleh Dr. H. Ismail, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Walisongo Semarang. Beliau menuturkan terkait pelaksanaan KKL ini yang dilaksanakan secara virtual memang sudah diputuskan bersama oleh pihak pimpinan Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang untuk menjaga keselamatan dan kesehatan bersama warga UIN Walisongo Semarang dari ancaman virus covid-19, jika dilaksanakan secara offline langsung di lapangan maka tentunya akan bisa menimbulkan dampak yang tidak diinginkan.
Kegiatan KKL Virtual Kimia 2020 ini mengambil tema “Pemanfaatan Bahan Alam Indonesia Berbasis Kearifan Lokal untuk Kimia Berkelanjutan.” Tema ini diambil karena melihat potensi yang cukup besar dari Negara Indonesia yang menjadi Pusat Keanekaragaman Hayati terbesar kedua di dunia. Menurut Prof. Dr. Muhammad Hanafi, ada sekitar 30.000 spesies tanaman, namun baru sekitar 350 tanaman yang dimanfaatkan untuk bahan baku jamu. Sementara itu Potensi Biota Laut: kelompok algae >1.800, protozoa >3500, moluska >2.500, ekonodermata >1.400 jenis, koral > 850, Echinoderm 745 dan 13500 jenis hewan (ikan > 2.000 jenis). Produk utama masih berupa jamu (Obat Tradisional, >800 produk), dan Obat herbal terstandar (OHT, 62) dan beberapa produk Fitofarmaka (24). Masih banyak potensi untuk Baham Alam Indonesia untuk untuk dikembangkan jadi produk OHT, fitofarmaka atau bahan aktif obat.
Rencana tindak lanjut dari kegiatan KKL Virtual ini adalah peserta mahasiswa akan membuat makalah ilmiah tentang bahan alam Indonesia yang berbasis kearifan lokal di daerah masing-masing, untuk dianalisis dan dikembangkan menjadi produk yang bermanfaat untuk kimia berkelanjutan, misalnya sebagai obat herbal, jamu, adsorben ramah lingkungan, dll. Makalah tersebut kemudian di upload ke dalam google drive yang telah dipersiapkan oleh panitia KKL paling lambat tanggal 10 Oktober 2020. Sebagai bentuk apresiasi kepada peserta mahasiswa yang telah menyelesaikan makalah ilmiahnya, pihak kampus UIN Walisongo Semarang akan memberikan uang tunai yang akan di transfer langsung ke rekening peserta, uang pulsa, jaket, dan e-sertifikat yang diberikan langsung kepada peserta. (Kustomo, Ketua Panitia KKL)